Pages

Us..

Kamis, 29 Oktober 2015

Kita adalah serpihan apa saja dahulunya—entah beling atau kertas putih yang ronyok karenanya. Lalu menyelinap disudut ruang. Kita adalah wayangnya Tuhan tapi dikendalikan oleh dunia.
Kita adalah bunga-bunga liar dari hamparan bunga di antaranya ; sedang merekahnya. Menjabat tiap kaki yang melewati hamparan karpet hijau –di depan kita.
Siapa saja di antara kita; aku atau kamu tentu punya kisah yang terlampau sendunya hanya bagai kertas putih kusut—coba terka!
Tidak! Jangan! Jangan hilang ditelan gelapnya malam  tetap penuhi selaput kota yang mendambakanmu selama lamanya—tetap disini jadikan yang fana sebagai yang abadi lalu tentunya kita entah kamu atau saya akan menang atau bisa saja kita seri; tentang sejati-nya.

Lalu teringatku
Pada sabtu malam itu, kau bercanda manis
Memeluk tubuh wanita-mu
Kemudian jari-jari kita saling menyelinap di antara-nya
Mari menari di atas hujan
Melupakan masa lalu kita
yang terlalu kelam dalamnya
Agar sejati-lah cerita kita
Bukan lagi kisah aku-kamu
dengan ia, di masa lalu

Pujangga, Oh.

Sabtu, 08 Agustus 2015

Kau tahu untuk apa Tuhan ciptakan cinta
Oleh itu kau pena-kan kata tentu dengan kalimat beretaskan cinta
Pujangga..
Kau tahu betapa dalamnya air di laut
Angin menghela tulangmu, tinggal kerangka.

Pujangga oh pujangga..
Delapan belas ribu puluh kali hentakan jarum untuk satu putaran kita akan sampai
Kau sudah siap?
Ayo lagi hanya sekali saja kita hantam angin
Untuk tiga ratus menit saja
Sekali hadapi lagi
Sampai kita bertepi pada sudut pelabuhan banda neira… 

Prolog

Minggu, 26 Juli 2015

Kamu tidak akan pernah tahu bahwa kita terlahir sama. Seperti aku, fisikmu cukup sempurna bahkan organnya lengkap. Kamu punya jantung dan hati. Karena pada hakikatnya, jantungmu akan berdetak lebih cepat dari biasanya ketika pada waktunya kau berada didekat dia, orang yang kau suka. Tapi jangan dulu kamu mengatakan itu cinta. Sebab, suka akan berlangsung sampai empat bulan dan lebih dari itu, boleh kau katakana kau cinta. Aku tidak tahu seberapa pengecutnya aku sekarang. Pernah berjanji karena kerusakan hati karna pahatmu yang salah juga karna reaksi organku sendiri. Aku tidak percaya sekarang. Kau mengangkat kedua tanganmu ketika usaha-usaha terbaikmu memperbaiki. Kau bodoh!  Tidak!  Kau menyerah!  Tidak!Aku selalu benci ketika waktu itu; terlalu menyalahkanmu. Adalah menyakitkan hidup atas hati yang rusak. Aku tidak berjuang; tidak lagi pernah. Aku menunggu terlalu lama untuk waktu operasi selanjutnya. Siapapun yang mengganti hatiku dengan hati yang baru, dia adalah terhebat dalam ahlinya. Entah kau atau siapapun. Sekarang aku merasa nyaman saat dia beri pengarahan untuk operasiku nanti. Tapi, aku pergi waktu operasi itu akan segera dimulai. Mengobati rasa takutku. Entah aku akan kembali atau tidak. Semoga dia tak diam saja. Jujur, aku berharap dia menemukanku atas pencariannya sendiri.  Aku menyukainya. Sangat menyukainya, Sayang.


Angeline, Angeline!

Jumat, 12 Juni 2015

Tok tok buka pintu
Kulari menuju pintu berdaun dua
tergiang wajah ibu
lelah habis bekerja

Tok tok buka pintu
kuraih ganggang pintu yang lebih tinggi 12 cm dari tinggiku
Papa datang membawa nasi sebungkus
Lalu meninggalkanku, Angeline.

Entah apakah firasatku subuh ini, terasa buruk.
Papa tidur
kulihat sayap putih bersinar cahaya dibelakang punggungnya, sebelah kanan dan kirinya.
Aku sedih, Papa lebih dulu terbang

Kini, orang melihatku seperti Papa
Mereka mendoakanku
Memberi lebih dari sebouket bunga diberanda rumah
Mengelilingi fotoku diantara lilin-lilin kecil
Kadang tertawa apinya dikelitik angin malam


Mama, aku akan terbang dengan sayap putih seperti Papa
Papa tersenyum kala menjemputku
katanya menemaniku menaiki tangga menuju surga Tuhan
Tidak!
Papa tersenyum seperti menahan sakit
Aku takut.
Aku takut.
Aku takut,
Sangat takut.

Tapi....tapi.. aku tidak takut sekarang
Papa berterang jika matiku dengan cara keji tangan baja ibu
Tapi aku sedih sekarang, ibuku dihukum oleh negaraku bahkan dunia
Mereka menghakimi ibu, benar!
Meminta hukuman mati untuk menebus kesalahan yang setimpal
Meminta hukuman seumur hidup
Aku sedih kalau mereka harus menghukum mati
Ibu belum menuju altar Tuhan untuk meminta pengampunan dosa
Aku sedih melihat wajah pilu ibu kalau lagi dihukum atas dosa dan siksa dosanya
Anak mana yang rela melihat ibunya menutup mata setiap dua detik sekali, berteriak menahan sakitnya siksaan neraka.
Biarlah Tuhan hukum dia agar dia jera!
Itu juga kata Papa




Inspired story by Angeline.
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS