Pontianak, 8 Januari 2016
10:35 WIB
Lama tak bersua di atas sofa, berdua menguruti permasalahan lalu.
Aku mengeluhkan tak satu dua permasalahan hidup
Dan kau menapik keluhku
Paling tidak dengan mengingatkan masih ada yang lebih merasakan dari apa yang kukeluhkan
Aku begitu beruntung
Bagaimana aku bisa begitu saja lupa pada kekasihku yang ini?
Yang tak hanya mengatakan "sabar" pada keluhanku
Yang bukan hanya menjadi pendengar yang baik tapi menjadi jugalah ia sebagai pembicara yang baik
Aku begitu beruntung
Kita melewatkan ini--
Aku menyiksa diri tentu menyiksa kau juga dengan perkataanku
Seperti ancaman anak kecil yang belum sekolah
Huh aku mengeluh lagi pada kesalahanku
Seharusnya aku harus lebih mampu lagi
Bersabar, menyadari, dan mengerti
Bagaimana kamu mempersiapkan diri untuk masa depanmu?
Yang kamu prioritaskan utama
Harusnya aku menyadari
Aku tentu ada didaftar prioritas yang ingin kamu capai
Meskipun bukan prioritas no.1
Aku begitu beruntung
Kalaupun nanti kau akan pergi
entah untuk apa atau siapa
Seharusnya aku tetap tersenyum manis untukmu dan tidak merengek waktu itu
Seharusnya aku tetap mendukungmu
Tetap menjadi pendengar yang baik, untuk ceritamu
Karena suatu saat pun, kemenanganmu akan menghantarkan kita pada awal cerita yang baru
Tentang kerja kerasmu dan tentang kesabaranku
Andai saja aku tak egois
Andai saja aku tak memikirkan rasa sakitku saja
Harusnya aku lebih ekstra bersabar
Harusnya aku menyadari kamu memang berbeda
Terima kasih untuk kehadiran dan memilihku diantara masih banyak kemungkinan yang lebih baik untukmu..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar